ABDULLAH, Baharuddin Hi. M.A. (2021) PEMILUKADA PERSPEKTIF KEARIFAN LOKAL EMPAT KESULTANAN MOLOKU KIE RAHA. HUKUM DAN KEMASYARAKATAN, 15 (1): e-ISSN. pp. 1-11. ISSN 1858-2222
PEMILUKADA PERSPEKTIF KEARIFAN LOKAL EMPAT KESULTANAN MOLOKU KIE RAHA.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (177kB)
Abstract
Teori-teori tentang demokrasi dan pemilihan umum kepala daerah di Indonesia umumnya dan khususnya di Propinsi Maluku Utara, banyak dipengaruhi dan didominasi teori-teori barat. Tokoh-tokoh atau ahli teori politik dan demokrasi lokal atau desentralisasi banyak dikembangkan oleh para ilmuwan barat, misalnya Smith, Dennis, Rondenelli, Sabir, Cheema, Nick Devas dan lain-lain Pemilihan kepala daerah langsung merupakan salah satu implementasi dari desentralisasi politik. Pemilukada langsung diyakini banyak menghasilkan dampak-dampak positif yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat daerah. Pemilihan umum kepala daerah langsung merupakan bagian dari implementasi desentralisasi daerah yang diyakini banyak membawah dampak positif bagi peyelenggaraan pemerintahan daerah, seperti peningkatan partisipasi politik yang sejati, seleksi kepemimipinan politik lokal yang demokratis, berkembang pasokan pemimpin yang memadai untuk tingkat nasional. Berkembangng budaya politik yang kuat untuk menopang budaya politik nasional tersedianya kepastian peningkatan kesejahteraan rakyat daerah. [1] Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Sumber data yaitu data primer dan data sekunder.teknik pengumpulan data yatu wawancara, dokumentasi dan forum group diskusi.Tujuan penelitian untuk mengetahui dan meganalisis sistem pemerintahan empat Kesultanan perspektif kearifan lokal.
Pemilihan kepala daerah langsung akan memperkuat dan menghasilkan partisipasi politik yang sejati oleh karena mereka benar-benar terlibat langsung dalam proses politik lokal. Gam Raha (kampung Empat) adalah suatu lembaga Kesultanan Ternate yang bertugas untuk mengesahkan seorang kesultana setelah melalui proses pemilihan. Begitu juga untuk memilih pemerintahan yang berdaulat jika rakyat diberikan kebebasan dalam memilih pemimpin. Hasil pemilihan ditetapkan oleh penyelenggara pemilu. Kearifan lokal kesultanan Bacan, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Tidore, adalah merupakan empat kesultanan yang dikenal dengan nama Moloku Kie Raha (Empat gunung besar). Kesultanan yang memiliki wujud falsafah bernilai tinggi menunjukan bahwa tingkat kebudayaan dalam masyarakat Ternate, Bacan, Jailolo dan Tidore memiliki tingkatan yang tinggi. Daerah-daerah di Indonesia sepatutnya diberikan hak dan kewenangan untuk membangun daerahnya sesuai dengan kearifan lokal masing-masing. Dengan pemahaman dan kebijakan yang diberikan kepada daerah untuk mengelola daerah sesuai dengan tjuan lokal daerah dalam bingkai strategis pembangunan nasional
KEYWORDS:Pemilukada, Kearifan Lokal, Empat Kesultanan
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | C Auxiliary Sciences of History > C Auxiliary sciences of history (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Tatanegara (Siyasah Syar'iyyah) |
Depositing User: | admin perpus |
Date Deposited: | 26 Jun 2023 01:50 |
Last Modified: | 26 Jun 2023 01:50 |
URI: | http://repository.iain-ternate.ac.id/id/eprint/318 |