Search for collections on Repositori IAIN Ternate

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA PASCA KONFLIK DI TOBELO HALMAHERA UTARA (STUDI KAJIAN PENOMENOLOGI)

TOHE, Ansar (2014) KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA PASCA KONFLIK DI TOBELO HALMAHERA UTARA (STUDI KAJIAN PENOMENOLOGI). [Experiment] (Submitted)

[thumbnail of KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA PASCA KONFLIK DI TOBELO HALMAHERA UTARA (STUDI KAJIAN PENOMENOLOGI).pdf] Text
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA PASCA KONFLIK DI TOBELO HALMAHERA UTARA (STUDI KAJIAN PENOMENOLOGI).pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (4MB)

Abstract

Penelitian ini berkenaan dengan Kerukunan Antar umat beragama pasca konflik suatu pendekatan fenomenologis di Tobelo Halmahera Utara. Sejumlah kerusuhan dan konflik sosial telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia beberapa tahun terakhir dan berlangsung lama, seperti kerusuhan di Ambon (mulai 1998), Poso (mulai 1998), Maluku Utara (2000), dan di beberapa tempat lain sehingga meramba sampai ke Maluku Utara dan khususnya Kota Tobelo Halmahera Utara yang di kenal dengan popilo berdarah. Dan memakan korban yang cukup banyak dari kedua kelompok yang bertikai. Islam maupun Kristen. Dem.ikian juga peristiwa pembajakan di pulau Kahatola.dan sebagian Kabupaten lain di Maluku Utara.

Kajian-kajian yang telah dilakukan dan melahirkan sebuah hipotesa bahwa konflik di Maluku dan Maluku Utara pada awalnya disebabkan oleh kesenjangan ekonomi dan kepentingan politik. Eskalasi konflik meningkat cepat karena mereka yang bertikai melibatkan sentimen keagamaan untuk memeperoleh dukungan yang cepat dan luas. Agama dalam kaitan ini bukan pemicu konflik, karena itu isu Agama itu muncul belakangan. Namun demikian isu Agama tetap dijadikan sebagai legitimasi politik oleh pihak yang berkepentingan dan menginginkan Maluku Utara khususnya Temate dan Tobelo Hahnahera Utara dalam keadaan tidak aman. Dan isu sarah tetap laku dijual pada waktu kerusuhan berlangsung pada tahun 1999/ 2001 di bumi Moluku Kieraha dan jazirah Halmahera Utara di bumi " Hibua Lama"

Konflik diantara umat beragama disebabkan oleh faktor keagamaan dan non keagamaan. Kedua faktor ini yang sering memicu dan penyebab ketidak kerukunan umat beragama faktor keagamaan berkaitan dengan doktrin Agama masing-masing yang berhubungan dengan nilai kebenaran. Dan faktor non keagamaan antara lain, kesenjangan ekonomi, kepentingan politik, perbedaan nilai sosial budaya, kemajuan teknologi informasi dan transportasi.

Konflik horizontal yang melanda propinsi Maluku Utara dan berimbas ke Tobelo dari berbagai lini, merupakan potensi konflik yang maha dahsyat, bila agama tidak di pahami secara benar dan akan melahirkan sikap keagamaan secara eksklusivisme. Dan bukan secara inklusif dikalangan umat beragama.

Tobelo adalah sala satu wilayah yang memiliki latar belakang sosial budaya,, perekonom.ian dan keagamaan yang pluralis di bawah simbol Hibua Lama "Giadutw "Marimoi ngone foturw yang dijadikan obyek penelitian pembinaan kerukunan antar umat beragama pasca konflik di Tobelo Halmahera Utara.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kwalitatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara telaah dokumentasi, wawancara dan pengamatan, kemudian analisis secara komprehensip. Dengan menggunakan metode berpikir induktif, deduktif dan komparatif.

Item Type: Experiment
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
Depositing User: admin perpus
Date Deposited: 31 May 2023 06:35
Last Modified: 07 Jun 2023 04:30
URI: http://repository.iain-ternate.ac.id/id/eprint/268

Actions (login required)

View Item
View Item