Survei dari beberapa penelitian tentang kemampuan literasi siswa Indonesia menunjukkan ketidaksesuaian dengan angka literasi Indonesia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melek huruf dalam hal pendidikan. Meskipun demikian, kemampuan literasi mereka secara umum masih lemah. Selain itu, kemampuan literasi siswa yang rendah dianggap sebagai akibat rendahnya minat membaca. Sejumlah masalah dalam keterampilan membaca terkait erat dengan pengalaman dan praktik membaca yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan berpikir siswa dalam pembelajaran model Li-Pro-GP. Sintaks model pembelajaran ini adalah pembelajaran berbasis proyek yang terintegrasi dengan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penelitian ini termasuk dalam model penelitian deskriptif. Subyek penelitian, siswa kelas tujuh mengikuti pembelajaran IPA. Data penelitian dianalisis secara deskriptif yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan berpikir di kalangan siswa. Selain itu, tingkat penggunaan bahasa tertinggi ditemukan pada tes untuk Aspek C2, C4, C5, dan C6, sedangkan tingkat kebenaran konseptual tertinggi ditunjukkan pada Aspek C3. Sebaliknya, tingkat pemberian argumentasi yang paling rendah tampak pada semua aspek. Singkatnya, tingkat keterampilan tertinggi ditunjukkan oleh penggunaan bahasa, sedangkan yang terendah pada kepercayaan diri siswa dalam memberikan argumentasi.